Analisa
dan perancangan berorientasi objek adalah cara baru dalam memikirkan
suatu masalah dengan menggunakan model yang dibuat menurut konsep
sekitar dunia nyata. Dasar pembuatan adalah objek, yang merupakan
kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Model
berorientasi objek bermanfaat untuk memahami masalah, komunikasi dengan
ahli aplikasi, pemodelan suatu organisasi, menyiapkan dokumentasi serta
perancangan program dan basis data. Pertama-tama suatu model analisis
dibuat untuk menggambarkan aspek dasar dari domain aplikasi, dimana
model tersebut berisi objek yang terdapat dalam domain aplikasi termasuk
deskripsi dari keterangan objek dan perilakunya.
- Berorientasi Objek
Identitas
berarti bahwa data diukur menjadi deskrit yang membedakan entitas
disebut objek. Suatu paragraf dari dokumen, suatu window dari
work-station, dan raja putih dari buah catur adalah contoh dari objek.
Objek dapat kongkrit, seperti halnya arsip dalam sistem, atau konseptual
seperti kebijakan penjadwalan dalam multiprocessing pada sistem
operasi. Setiap objek mempunyai sifat yang melekat pada identitasnya.
Dua objek dapat berbeda walaupun bila semua nilai atributnya identik.
Pada Gambar 1 dapat dilihat beberapa objek.
Gambar 1. Macam – macam objek
Dalam dunia nyata, suatu objek berada secara sederhana, tapi dalam
pemrograman mempunyai penanganan dengan referensi yang unik. Penanganan
mungkin dinyatakan dengan berbagai cara, seperti alamat, indeks dari
array atau nilai unik dari atribut. Referensi objek seragam dan
independen dari isi objek, memperbolehkan campuran kumpulan dari objek
yang dibuat, seperti suatu file dalam direktori yang berisi file dan
subdirektori.
Klasifikasi berarti bahwa yang mempunya struktur data (atribut) dan
perilaku (operasi) dikumpulkan dalam satu grup yang disebut Kelas
(Class). Paragraf, window, buah catur adalah contoh dari Kelas. Kelas
merupakan abtraksi yang menjelaskan sifat penting pada suatu aplikasi
dan mengabaikan yang lain. Setiap kelas menunjukkan suatu kumpulan
infinite yang mungkin dari objek. Suatu objek dapat dikatakan sebagai
instance dari kelas. Setiap instance dari kelas mempunyai nilai individu
untuk setiap nama atribut dan operasi, tetapi memiliki bersama atribut
dan operasi dengan instance lain dalam kelas. Gambar 2 menunjukkan dua
kelas dengan beberapa instance yang berhubungan dengannya.
Gambar 2. Kelas dan Objek
Dalam dunia nyata, suatu operasi adalah abtraksi dari analogi perilaku
terhadap objek-objek yang berbeda. Setiap objek mengetahui bagaimana
melakukan operasinya. Dalam bahasa pemrograman berorientasi objek,
secara otomatis bahasa akan memilih metode yang tepat untuk menjalankan
operasinya berdasar nama dari operasi dan kelas yang di mana dilakukan
operasi terhadapnya. Pengguna dari operasi tidak perlu kuatir berapa
banyak metode yang terdapat dalam implementasi. Kelas baru dapat
ditambahkan tanpa mengubah code yang sudah ada, melengkapi metode adalah
melengkapi operasi yang dapat dilakukan terhadap kelas baru.
1.1. Karakteristik dari Objek
Objek
- Identitas berarti bahwa data diukur mempunyai nilai tertentu yang membedakan entitas disebut Objek.
- Objek dapat kongkrit, seperti halnya arsip dalam sistem, atau konseptual seperti kebijakan penjadualan dalam multiprocessing pada sistem operasi.
- Setiap objek mempunyai sifat yang melekat pada identitasnya.
- Dua objek dapat berbeda walaupun bila semua nilai atributnya identik
Kelas Objek
- Kelas merupakan gambaran sekumpulan Objek yang terbagi dalam atribut, operasi, metode, hubungan, dan makna yang sama.
- Suatu kegiatan mengumpulkan data (atribut) dan perilaku (operasi) yang mempunyai struktur data sama ke dalam satu grup.
- Kelas Objek merupakan wadah bagi Objek. Dapat digunakan untuk menciptakan Objek.
- Objek mewakili fakta/keterangan dari sebuah kelas.
Istilah-istilah Objek
§ Atribut : Data item yang menegaskan Objek
§ Operasi : Fungsi di dalam kelas
yang dikombinasikan ke
bentuk
tingkah laku kelas
§ Metode :
Pelaksanaan prosedur (badan
dari kode yang
mengeksekusi respon terhadap permintaan objek lain di
dalam sistem).
- Sejarah Berorientasi Objek
Pemrograman berorientasi objek pertama-tama dibicarakan pada akhir tahun
1960 menggunakan bahasa SIMULA. Pada tahun 1970, bahasa pemrograman
Smaltalk dikembangkan oleh Xerox PARC. Pada saat itu sebagian lain dari
dunia menggunakan COBOL dan FORTRAN dengan metode dekomposisi
fungsional. Perubahan terjadi selama beberapa dekade sampai dikenalnya
faktor utama, yaitu:
Konsep dasar berorientasi objek
Konsep dasar pendekatan berorientasi objek mencapai kematangan. Pada
umumnya, perhatian pada masalah coding telah berubah menjadi masalah
analisa dan desain.
Teknologi dasar pembangunan sistem
Gagasan tentang coding sangat dipengaruhi oleh bahasa pemrograman yang
tersedia. Sangat sulit memikirkan pemrograman terstruktur bila yang
tersedia adalah Assembler, tetapi lebih mudah bila menggunakan Pascal.
Sama halnya akan sulit untuk membuat coding berorientasi objek bila
bahasa pemrograman yang dipilih COBOL atau FORTRAN. Hal ini lebih mudah
bila menggunakan Java, C++, Borland Pascal versi baru, Smalltalk dan
Ada.
Kondisi sistem
Sistem yang dibangun pada saat ini berbeda dengan sistem beberapa tahun
yang lalu. Sistem sekarang lebih besar, kompleks dan juga dapat
merupakan sistem yang interaktif. Sebagian besar code pada sistem yang
modern memperhatikan user interface, seperti manipulasi window, icon,
mouse, dan lain-lain. Pengalaman memperlihatkan bahwa pendekatan
berorientasi objek merupakan cara yang lebih tepat untuk sistem
berorientasi objek.
Penggunaan model
Banyak organisasi mendapatkan bahwa sistem yang dibangun pada saat ini
cenderung berorientasi data dari pada sistem yang dibangun sekitar tahun
1970 dan 1980. Kompleksitas fungsional kurang diperhatikan dari pada
waktu sebelumnya, penggunaan model mendapatkan prioritas yang lebih
besar.